Fenomena Langit, Perbintangan, star, Bintang, Planet, Bumi, Langit, Meteor, Matahari, Bulan, Teleskop, Teropong Bintang, Cahaya, Sinar, Kejadian, Peristiwa, 2017, Komet, Hujan, Badai
19 April 2017: Asteroid Besar Akan Melintas Dekat Bumi
Batu angkasa yang dikenal dengan nama JO25 akan melintas dekat bumi, NASA memperkirakan ukuran asteroid yang akan melintas itu sekitar 2.000 kaki atau 650 meter. Ini merupakan ukuran yang cukup besar bagi sebuah asteroid yang merupakan pecahan benda langit. Sementara itu jarak antara asteroid itu dengan bumi diperkirakan sepanjang 1,8 juta kilometer. Jarak ini sama dengan 4,6 kali jarak antara bumi dengan bulan.
23 April 2017: Hujan Meteor Lyrid
Setelah tidak ada peristiwa hujan meteor sejak Quadrantid di Januari, akhirnya muncul lagi peristiwa hujan meteor, yakni hujan meteor Lyrid. Hujan meteor ini akan mencapai puncaknya di tanggal ini, 23 April 2017. Namun, ia sebenarnya sudah terjadi pada rentang waktu 19-25 April. Titik radian hujan meteor ini adalah rasi bintang Lyra, dan diperkirakan akan mencapai intensitas 10 meteor per jam, dapat diamati dengan mata telanjang di seluruh Indonesia.
6-7 Mei 2017: Hujan Meteor Eta Aquarid
Hujan meteor Lyrid pada 23 April membuka musim hujan meteor setiap tahunnya. Tak perlu menunggu waktu lama, pada 6-7 Mei akan terjadi lagi hujan meteor lainnya, yang kali ini merupakan hujan meteor Eta Aquarid.
Eta Aquarids adalah hujan meteor yang dapat memproduksi hingga 60 meteor per jam pada puncaknya. Hujan meteor yang berasal dari debu komet Halley ini terjadi pada rentang tanggal 19 April hingga 28 Mei, dan puncaknya adalah pada malam 6 Mei hingga dini hari 7 Mei. Titik radiannya adalah rasi bintang Aquarius.
11 Mei 2017: Minimoon
Mini moon adalah kebalikan dari super moon. Dimana mini moon terjadi ketika Bulan mencapai fase purnama di titik terjauh dari Bumi atau apogee. Karena sedang berada jauh maka mini moon akan terlihat sedikit lebih kecil dan redup. Mini moon kali ini merupakan yang paling kecil dan redup kedua pada tahun ini. Mini moon ini bisa diamati sepanjang malam antara Rabu-Kamis, 10-11 Mei 2017 di seluruh Indonesia.
28 Mei 2017: Istiwa' Adhom
Pada hari ini pukul 16:18 WIB Matahari akan tepat berada di atas Ka'bah, kiblat umat muslim. Jadi dengan menghadap Matahari ataupun mengikuti arah pangkal bayangan benda tegak akan mengarah tepat ke arah kiblat. Dengan begitu peristiwa ini dapat digunakan bagi umat muslim untuk mengoreksi arah kiblat supaya benar-benar tepat mengarah ke Ka'bah. Peristiwa ini akan kembali terulang pada 16 Juli 2016.
3 Juni 2017: Venus di Timur saat Fajar
Venus mulai terlihat di langit timur saat fajar pada Maret 2017 dan akan mencapai posisi tertingginya pada fajar hari ini. Dengan ketinggian hingga 46 derajat dari horison Venus akan sangat mudah untuk ditemukan. Jika diamati dengan mata telanjang Venus akan terlihat sebagai bintang putih terang. Setelah ini posisi Venus akan menurun dengan lambat hingga mulai tenggelam dan berpindah ke langit barat saat senja pada Januari 2018.
9 Juni 2017: Minimoon
Mini moon kembali terjadi sehingga bulan purnama akan terlihat sedikit lebih kecil dan redup. Mini moon kali ini merupakan yang paling kecil dan redup pada tahun ini. Mini moon yang lebih kecil dan redup dibanding kali ini baru akan terjadi pada 22 Oktober 2029 atau sekitar 12 tahun mendatang. Mini moon ini bisa diamati sepanjang malam antara Jum'at-Sabtu, 9-10 Juni 2017 di seluruh Indonesia.
15 Juni 2017: Oposisi Saturnus
Sama seperti Jupiter, karena Saturnus adalah planet luar, maka oposisi bisa terjadi setiap tahunnya. Di tahun 2017, oposisi Saturnus, atau ketika Matahari-Bumi-Saturnus berada dalam satu garis lurus akan terjadi tanggal 15 Juni.
Sang planet bercincin ini akan berada di jarak terdekat dengan Bumi dan wajahnya akan sepenuhnya diterangi oleh Matahari jika diamati dari Bumi. Dengan begitu, kenampakannya akan lebih terang, paling terang di tahun 2017.
Planet Saturnus yang beroposisi pada tanggal ini bisa diamati di seluruh Indonesia dengan mata telanjang. Sayangnya, untuk melihat cincinnya beserta satelit-satelit alami besarnya, kita membutuhkan teleskop.
21 Juni 2017: Solstis Juni
Titik balik Matahari Juni atau solstis Juni bakal terjadi pada pukul 11:24 WIB di tanggal ini. Solstis Juni menandai peristiwa ketika kutub utara Bumi yang akan lebih condong ke arah Matahari. Ini juga adalah hari pertama musim panas (summer solstice) di belahan Bumi utara dan hari pertama musim dingin (winter solstice) di belahan Bumi selatan.
29-29 Juni 2017: Hujan Meteor Delta Aquarid
Setelah Eta Aquarid pada 6-7 Mei, hujan meteor yang masih bertitik radian di rasi bintang Aquarius selanjutnya adalah Delta Aquarid. Hujan meteor ini terjadi pada rentang tanggal 12 Juli hingga 23 Agustus, namun puncaknya terjadi pada malam 28 Juli hingga dini hari 29 Juli.
Jika Anda mengamati di lokasi pengamatan yang gelap dan bebas polusi, diperkirakan akan ada 20 meteor per jam. Peristiwa hujan meteor ini dapat disaksikan di seluruh Indonesia dengan mata telanjang.
7-8 Agustus 2017: Gerhana Bulan Parsial
Sebuah peristiwa gerhana Bulan parsial akan terjadi pada 7-8 Agustus 2017. Gerhana ini terjadi ketika sebagian wajah Bulan melewati bayangan umbra Bumi, sehingga akan tampak tergigit. Gerhana ini akan terlihat jelas di sebagian besar Afrika bagian timur, Asia Tengah, Samudera Hindia, dan Australia.
Dan bahagianya kita, Indonesia kebagian untuk melihat peristiwa gerhana Bulan parsial ini! Gerhana akan dimulai ketika Bulan memasuki bayangan penumbra Bumi, yakni pukul 22:50 WIB (7 Agustus). Puncak gerhana sendiri akan terjadi pada pukul 01:20 WIB (8 Agustus). Selanjutnya, gerhana akan berakhir pukul 03:50 WIB (8 Agustus). Puncak gerhana berlangsung selama 1 jam 55 menit.
12-13 Agustus 2017: Hujan Meteor Perseid
Hujan meteor Perseid adalah salah satu hujan meteor terbaik untuk diamati. Bagaimana tidak, pada puncaknya, Perseid dapat memproduksi hingga 60 meteor per jam. Meteor-meteor yang melesat pada hujan meteor ini dihasilkan oleh debu komet Swift-Tuttle yang ditemukan pada 1862.
Setiap tahunnya, Perseid terjadi pada rentang tanggal 17 Juli hingga 24 Agustus, dan puncaknya terjadi pada malam 12 Agustus hingga dini hari 13 Agustus. Sayangnya, di tahun 2017 hujan meteor Perseid bertepatan dengan fase Bulan bungkuk, sehingga cahaya Bulan yang terang dapat meredupkan meteor-meteor kecil.
21 Agustus 2017: Gerhana Matahari Total
Sebuah peristiwa gerhana Matahari total -- ya, peristiwa yang sama seperti yang terjadi pada 9 Maret 2016 -- akan terjadi lagi pada 21 Agustus 2017. Tapi kali ini bukan Indonesia yang menjadi "tuan rumah"-nya, melainkan giliran Amerika Serikat.
Seluruh warga di AS dapat bersuka cita, sebab untuk dataran hanya wilayah AS lah yang dilalui jalur gerhana total. Jalur totalitas akan dimulai di Samudra Pasifik dan akan melalui perjalanan panjang ke pusat wilayah AS.
Gerhana total akan terlihat di negara bagian Oregon, Idaho, Wyoming, Nebraska, Missouri, Kentucky, Tennessee, North Carolina, dan Carolina Selatan, sebelum akhirnya berakhir di Samudera Atlantik. Ingin "menjemput" gerhana di AS ini? Sebaiknya booking tiket perjalanan dan hotel dari sekarang!
23 September 2017: Ekuinoks September
Sama seperti yang terjadi pada bulan Maret, di September 2017 juga akan terjadi peristiwa ekuinoks, tepatnya terjadi pada tanggal 23 pukul 03:02 WIB. Pada ekuinoks, Matahari akan bersinar langsung di atas ekuator. Ini juga merupakan hari pertama musim gugur di belahan Bumi utara dan hari pertama musim semi di belahan Bumi selatan.
7 Oktober 2017: Hujan Meteor Draconid
Hujan meteor Draconid bukan merupakan hujan meteor besar, ia termasuk hujan meteor minor yang hanya berintensitas 10 meteor per jam. Hujan meteor init terjadi pada rentang tanggal 6-10 Oktober dan puncaknya terjadi pada tengah malam sampai dini hari tanggal 7 Oktober. Titik radiannya adalah rasi bintang Draco, dan hujan meteor ini dapat diamati di seluruh Indonesia dengan mata telanjang.
21-22 Oktober 2017: Hujan Meteor Orionid
Pernah melihat tiga bintang sejajar di langit malam? Itulah rasi bintang Orion. Pada tanggal 21-22 Oktober 2017, hujan meteor akan terjadi di rasi bintang ini, hujan meteor Orionid! Diperkirakan akan tampak 20 meteor per jam saat puncaknya. Tentu bisa diamati di seluruh Indonesia dengan mata telanjang.
4 November 2017: Supermoon
Jika pada kesempatan lalu sudah ada mini moon maka kini giliran super moon. Super moon terjadi ketika Bulan mencapai fase purnama di titik terdekat dari Bumi atau perigee. Karena sedang berada dekat maka super moon akan terlihat sedikit lebih besar dan terang. Super moon kali ini merupakan yang paling besar dan terang kedua pada tahun ini. Super moon ini bisa diamati sepanjang malam antara Sabtu-Minggu, 4-5 November 2017 di seluruh Indonesia.
17-18 November 2017: Hujan Meteor Leonid
Hujan meteor lagi? Yak, betul. Hujan meteor Leonid dapat memproduksi hingga 15 meteor per jam saat puncaknya. Anda bisa mengamatinya mulai malam 17 November hingga dini hari 18 November. Titik radiannya adalah rasi bintang Leo, dan tentu bisa diamati di seluruh Indonesia dengan mata telanjang.
3 Desember 2017: Supermoon
Walaupun tak sebesar Supermoon yang terjadi pada 14 November 2016 kemarin, Supermoon pada 3 Desember 2017 ini merupakan Bulan Purnama terbesar yang terjadi sepanjang tahun 2017. Fase Purnama akan terjadi pada pukul 22:47 WIB. Bulan akan nampak lebih besar dan lebih terang daripada kenampakan Bulan di tahun 2017.
13-14 Desember 2017: Hujan Meteor Geminid
Hujan meteor Geminid adalah raja dari seluruh peristiwa hujan meteor, ia juga menjadi peristiwa hujan meteor penutup setiap tahunnya. Disebut raja hujan meteor, karena pada puncaknya Geminid dapat memproduksi hingga 120 meteor per jam.
Lesatan meteor pada hujan meteor Gemind berasal dari debu asteroid 3200 Phaethon, yang ditemukan pada tahun 1982. Hujan meteor ini terjadi pada rentang tanggal 7-17 Desember, dan puncaknya terjadi pada malam tanggal 13 Desember hingga dini hari 14 Desember. Bisa diamati di rasi bintang Gemini di seluruh Indonesia dengan mata telanjang.
21 Desember 2017: Solstis Desember
Kebalikan dari solstis Juni, solstis Desember yang terjadi pada 23:28 WIB ini menandai peristiwa ketika kutub selatan Bumi akan lebih condong ke arah Matahari. Ini adalah hari pertama musim dingin (winter solstice) di belahan Bumi utara dan hari pertama musim panas (summer solstice) di belahan Bumi selatan.
Ketik Sumber: Dari berbagai sumber.
COMMENTS